Kapan Waktu Pasti Shalat Setelah Haid?
Seorang muslimah biasanya harus segera melakukan mandi wajib setelah haid selesai, dengan menjamak shalat sebelumnya. Sebagai contoh, seorang wanita harus melakukan shalat dzuhur dan ashar dengan jamak takhir jika dia telah suci dari haid atau nifas setelah waktu shalat ashar. Demikian pula, jika seorang wanita telah suci dari haid atau nifas setelah waktu shalat isya, dia harus melakukan shalat maghrib dan isya dengan jamak takhir.
Shalat dzuhur dan ashar diwajibkan bagi wanita yang mengalami haid dan suci
sebelum matahari terbenam, orang kafir yang masuk Islam, atau anak kecil yang
baligh sebelum terbit fajar, menurut Ibnu Qudamah. Hal yang sama berlaku untuk
wanita yang mengalami haid dan suci sebelum matahari terbenam.
Penjelasan Tentang Shalat Setelah Haid
Selain itu, dijelaskan bahwa jika seseorang telah selesai haid sebelum
fajar terbit, mereka hanya perlu mengerjakan satu rakaat, yaitu shalat maghrib
dan isya, dan jika mereka telah suci sebelum terbenam matahari, mereka harus
mengerjakan dua rakaat, yaitu shalat dzuhur dan ashar dengan jamak takhir. Dia
harus mengerjakan shalat pada waktu yang seharusnya setelah udzur selesai.
“Barangsiapa yang mengerjakan satu rakaat shalat Shubuh sebelum matahari
terbit, maka ia telah mendapatkan shalat Shubuh. Dan barangsiapa yang
mengerjakan satu rakaat shalat Ashar sebelum matahari terbenam, maka ia telah
mendapatkan shalat Ashar,” kata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadis
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. (HR. Bukhari, no. 579 dan Muslim, no. 608).
Dengan melakukan satu rakaat, kita dapat mengetahui waktu sholat berdasarkan
hadis ini. Artinya, jika kita menemukan kesempatan untuk mengerjakan satu
rakaat sholat dzuhur, maka tetap harus melaksanakan sholat dzuhur.
Terdapat satu lagi kisah qodho sholat saat haid dari Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah, “Seandainya seorang wanita mendapati sekadar satu rakaat dari sholat, kemudian ia suci dari haid, apakah ia wajib mengerjakan shalat?” Jawab, “Ia wajib mengerjakan sholat jika ia mendapati sekadar satu rakaat dari shalat.” (Fath Dzi Al-Jalali wa Al-Ikram bi Syarh Bulugh Al-Maram, 2:70).
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah juga meneruskan dengan, “Jika seorang wanita mengalami haid ketika sudah masuk waktu sholat dan ada peluang mengerjakan satu rakaat, apakah shalatnya tetap dikerjakan ketika telah suci?” Jawab, “Sholat tersebut tetap dikerjakan ketika telah suci.”
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah menyebutkan pendapat lain dalam hal ini, yaitu sholat tadi tidak perlu diqadha’ dan beliau lebih cenderung pada pendapat ini. Namun, menurut Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah, yang lebih hati-hati adalah tetap diqadha’ (lihat Fath Dzi Al-Jalali wa Al-Ikram bi Syarh Bulugh Al-Maram, 2:71).
Cara Mengqodho Shalat Setelah Haid
Sangat penting untuk mengetahui bahwa seorang wanita yang sedang haid
harus mengqadha shalat yang telah ditinggalkannya. Selain itu, penting untuk
mengetahui cara yang tepat untuk melakukannya saat dalam kondisi haid. Kondisi
pertama terjadi ketika waktu sholat telah tiba, tetapi wanita tersebut sengaja
menundanya hingga akhir, menyebabkan haid sebelum dia sempat mengerjakannya.
Dalam keadaan seperti ini, setelah bersuci dari haid, dia harus mengqadha
sholat yang dia tinggalkan karena sebenarnya sudah wajib dilakukan. Seperti
yang dijelaskan portalamanah.com, dia tidak hanya meninggalkan shalat karena
haidnya, tetapi juga karena perilaku menunda-nunda shalat tersebut.
Dalam suatu kasus, seorang wanita sengaja menunda sholat dzuhur hingga hampir
waktu ashar. Namun, ketika dia tiba di titik akhir, dia menemukan bahwa dia
telah mengeluarkan darah haid. Karena itu, dia harus mengqadha sholat dzuhurnya
setelah masa haidnya berakhir.
Penulis : Salma Rahadatul Aisy
Referensi : Kapan Harus Mulai Shalat Setelah Selesai Haid? Simak Cara Mengqodho Shalat
Posting Komentar untuk "Kapan Waktu Pasti Shalat Setelah Haid?"