Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pelecehan Seksual Pada Perempuan Itu Salah Siapa?




Berita tentang pelecehan seksual yang terjadi di masyarakat belakangan ini sering muncul di media sosial. Pelecehan seksual dapat terjadi pada perempuan maupun laki-laki, dan itu adalah perbuatan kotor dan tercela. Perempuan dianggap sebagai korban yang paling rentan dari banyaknya pelecehan yang terjadi di masyarakat. Namun, perempuan sering disalahkan karena menggunakan pakaian terbuka, yang mendorong pelaku pelecehan seksual untuk bertindak.

Kita harus memahami definisi pelecehan seksual sebelum melanjutkan. Pelecehan seksual dalam hal ini adalah segala tindakan seksual yang tidak diinginkan dan diminta yang dipaksakan dan mengancam korban, baik itu fisik, lisan, atau isyarat seksual, sehingga korban merasa tersinggung, dipermalukan, atau terintimidasi.

Banyak korban kekerasan seksual menolak untuk melaporkan karena mereka takut diancam oleh pelaku atau takut disalahkan. Munculnya paradigma di masyarakat yang menyalahkan cara berpakaian perempuan, terutama yang terbuka, membuat pelaku pelecehan, kekerasan seksual, dan pemerkosaan tertarik.

Mereka yang menuduh pakaian sebagai penyebab pelecehan seksual biasanya berpendapat bahwa "tidak akan ada asap, tanpa adanya api" berarti bahwa pelecehan tidak akan terjadi jika korban tidak mengenakan pakaian yang "mengundang". Beberapa orang lain berpendapat bahwa karena koban tidak mematuhi aturan agama, pelecehan seksual dapat dibenarkan karena korban tidak memakai pakaian yang menutup aurat. Dalam situasi ini, membuka aurat adalah salah dari sudut pandang agama, dan pelecehan seksual juga salah dari sudut pandang agama dan sosial. Namun, kedua kesalahan tersebut tidak berhubungan dan tidak memberikan izin hukum untuk melakukan kesalahan lain jika satu kesalahan dilanggar.

Untuk mencegah korban pelecehan dan kekerasan seksual merasa lebih tertekan dan terintimidasi, masyarakat harus meluruskan paradigma yang berkembang di masyarakat ini. Selain itu, masyarakat harus memahami dan membantu korban agar mereka merasa aman dan berani melaporkan pelecehan dan kekerasan seksual tersebut.

Banyak kasus pelecehan dan kekerasan seksual berasal dari niat jahat para pelaku. Tidak ada korelasi antara hal ini dan pakaian yang digunakan. Fakta bahwa korban berpakaian terbuka dan "mengundang" tidak membenarkan pelecehan dan kekerasan seksual yang terjadi. Ketika seseorang dihadapkan pada situasi yang "mengundang", mereka memiliki kebebasan bebas. Mereka dapat memilih untuk melakukan pelecehan atau menundukkan pandangan.


Penulis : Salma Rahadatul Aisy

Referensi : Kekerasan Seksual pada Perempuan: Salah Siapa?

Posting Komentar untuk "Pelecehan Seksual Pada Perempuan Itu Salah Siapa?"