Pentingnya Menjelaskan Mahram Pada Anak
Sebagian dari kita mungkin masih asing dengan istilah "mahram" karena yang sering kita dengar adalah "muhrim". Namun, kedua istilah itu berasal dari bahasa Arab, bukan dari bahasa Indonesia. Walaupun kemudian cukup familiar ditelinga orang-orang Indonesia. Istilah "muhrim" adalah istilah yang umum digunakan di masyarakat. Muhrim dalam bahasa Arab artinya adalah orang yang berihram. Apa itu orang yang berihram? Orang yang melakukan umroh atau haji disebut sebagai berihram. Jadi ketika orang sudah berniat, sudah melakukan perjalanan sampai menjelang miqot, kemudian dia berganti pakaian, dia sudah berniat, maka ada istilah pakaian ihram. Untuk pria, ada dua lembar kain. Orang yang melakukan haji dan umrah disebut sebagai orang yang sudah berihram, atau disebut sebagai muhrim. Di Indonesia, istilah "muhrim" sering digunakan untuk mengistilahkan kerabat yang haram untuk dinikahi selamanya. Namun, istilah mahram lebih sesuai. Maka mari kita berusaha untuk sedikit demi sedikit memperbaiki beberapa kekeliruan ucapan. Walaupun mungkin maksudnya benar, akan lebih baik lagi jika kita perbaiki sesuai dengan maksud awal.
Siapakah mahram itu? Ini adalah pelajaran yang harus kita berikan kepada anak-anak kita. Memberikan penjelasan tentang mahram sebaiknya dilakukan sejak dini, agar anak mampu menjaga ruang pribadi serta pergaulan sehari-harinya hingga dewasa nanti. Seperti yang disebutkan sebelumnya, kerabat maharam dilarang untuk dinikahi selamanya. Dia boleh berjalan, bepergian, atau duduk bersama satu sama lain selama tidak ada fitnah yang dikhawatirkan timbul karena haram dinikahi. Itu adalah mahram.
Salah satu contoh mahram adalah ayah kandung, yang diikuti oleh kakek, buyut, dan seterusnya. Dengan kata lain, jika kakek masih hidup, ada canggah di atasnya. Dengan demikian, ketika para ulama mengatakan ayah, kakek, buyut, dan seterusnya, itu berarti kakek, buyut, canggah, dan seterusnya. Ini adalah contoh pertama dari mahram. Jadi, ketika seorang anak perempuan ingin bepergian dan bepergian jauh, salah satu mahramnya harus menemaninya. Ayah kandungnya adalah contohnya. Untuk alasan apa ayah kandungnya? Karena ayah kandungnya adalah mahram, atau jika masih ada kakek kandungnya, maka kakek kandungnya bisa menemaninya.
Ada juga saudara laki-laki. Setiap saudara kandung memiliki saudara seayah dan seibu. Misalnya, jika seorang perempuan ingin bepergian keluar kota, ternyata perempuan itu memiliki kakak laki-laki. Apakah mungkin bagi kakak kandung laki-laki itu untuk menemani perempuan tersebut keluar kota? Jawabannya boleh karena itu adalah kakak kandung dan merupakan mahramnya. Termasuk juga saudara seayah atau saudara seibu. Ketika dikatakan seayah, berarti beda ibu. Ketika dikatakan seibu, berarti beda ayah. Kalau sekandung, berarti sama ayah dan sama ibu.
Ketika dia mulai memahami, anak-anak kita membutuhkan penjelasan. Ketika dia berkumpul dengan saudara-saudaranya, mana yang boleh dilakukan dan mana yang dianggap haram Kita memberi tahu mereka bahwa ini adalah mahram, dan yang ini bukan. Setelah anak-anak tahu mana yang mahram dan mana yang tidak, kita harus menjelaskan dengan siapa laki-laki boleh duduk bersama perempuan. Agama kita melarang duduk berduaan tanpa mahramnya. Bepergian jauh tanpa mahram juga dilarang. Ketika agama kita melarang itu semua, itu pasti memiliki manfaat. Tidak mungkin agama kita melarang sesuatu atau mengajarkan sesuatu jika tidak memiliki manfaatnya, dan tidak mungkin agama kita melarang sesuatu jika sesuatu yang dilarang itu tidak membawa bahaya. Ini harus ditanamkan dalam diri kita sendiri.
Dengan memberikan pemahaman mengenai mahram, anak akan lebih berhati-hati dan membatasi diri bagaimana mereka seharusnya berinteraksi dan berperilaku, terutama dengan orang yang bukan mahramnya. Maka, nantinya akan mampu meminimalisir terjadinya pelecehan seksual khususnya di lingkungan keluarga sendiri, yang saat ini kasusnya juga sedang marak terjadi, lho!
Penulis : Salma Rahadatul Aisy
Referensi : Pengertian Mahram, Dalil, dan Pembagian Mahram
Posting Komentar untuk "Pentingnya Menjelaskan Mahram Pada Anak"