Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BAHAYA! Dampak Buruk Anak Melihat KDRT Didepannya

 

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ternyata berdampak buruk bagi anak, meskipun kekerasan tersebut terjadi antara suami istri atau ayah dengan ibu. Sebelum membahas lebih lanjut tentang dampak buruk bagi anak yang menyaksikan KDRT, penting untuk memahami terlebih dahulu apa itu KDRT, siapa yang berisiko, dan bentuk-bentuk KDRT.

Menurut Komnas Perempuan, KDRT adalah kekerasan yang terjadi di ranah pribadi atau personal. Biasanya, pelaku dan korban memiliki hubungan yang akrab dan dekat. Sering kali, pelaku memiliki hubungan darah dengan korban.

Contohnya, kekerasan yang terjadi antara suami dan istri, kakek dan cucu, orangtua dan anak, atau sebaliknya. Kekerasan juga bisa terjadi antara majikan dan asisten rumah tangga yang bekerja di rumah tersebut.

Apa saja bentuk KDRT? Berdasarkan Komite Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW), terdapat bentuk kekerasan berbasis gender. Ini berarti ada kekerasan fisik, psikis, dan seksual yang berakar pada perbedaan gender dan jenis kelamin yang sangat kuat di masyarakat.

Bentuk-bentuk KDRT juga tercantum dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU PKDRT), meliputi kekerasan fisik (Pasal 6), kekerasan psikis (Pasal 7), kekerasan seksual (Pasal 8), dan penelantaran rumah tangga (Pasal 9).

Dalam praktiknya, KDRT bisa menyebar dari istri ke anak. Artinya, pelaku yang tidak mendapatkan tindakan yang tepat bisa melakukan kekerasan kepada siapa saja. Tapi, bagaimana jika anak tidak mendapatkan kekerasan, namun terus melihat KDRT yang dilakukan oleh orangtua mereka?

Dampak Anak terus Menyaksikan Tindakan KDRT Jangka Panjang

Tidak bisa dianggap remeh. Menurut Komnas Perempuan, anak yang terus-menerus menyaksikan kekerasan di rumah dapat mengalami dampak serius, terutama dalam perkembangan mental dan nilai-nilai yang dianut.

Pertama, anak akan kesulitan merasakan ketenangan dalam hatinya. Perkembangan emosinya menjadi tidak optimal, mengganggu rasa empati dan kasih sayang. Anak tidak memiliki contoh bagaimana mencintai atau menyayangi sesama manusia. Selama tumbuh kembangnya, anak akan merasa sedih, cemas, dan bingung mengenai dirinya sendiri.

Selain itu, anak akan tumbuh menjadi orang yang tidak percaya pada siapa pun. Situasi ini tentunya memengaruhi kualitas hidupnya dan membuatnya kesulitan beradaptasi dalam bersosialisasi. Ketika menghadapi konflik atau masalah, anak akan bingung karena tidak mendapatkan pengajaran yang baik tentang pemecahan masalah sejak kecil.

Kedua, melihat kekerasan dalam jangka panjang dapat membuat anak menganggap kekerasan sebagai cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Kekerasan menjadi hal yang wajar dan dibolehkan. Ketika anak tumbuh dewasa dan berkeluarga, ia mungkin masih memegang nilai ini. Seperti lingkaran setan, KDRT pun terulang kembali. Mereka yang terpapar KDRT cenderung melakukan hal serupa pada pasangan dan anaknya.

Sebaliknya, anak yang sering melihat kekerasan antar orangtua bisa menjadi korban kekerasan ketika dewasa. Alih-alih melapor, ia merasa kekerasan yang dialaminya adalah hal wajar dan pantas diterima.

Oleh karena itu, mari tingkatkan kesadaran untuk menghindari tindak KDRT. Tidak hanya hubungan suami istri yang hancur, anak-anak pun akan menjadi korban.







Penulis : Riza Syeibban Nasta Budi

Posting Komentar untuk "BAHAYA! Dampak Buruk Anak Melihat KDRT Didepannya"